Nama saya Galuh Tubagus Kadriyanto biasa dipanggil Galuh. Saya lahir di depok 17 agustus 1998. Saya tinggal komplek BBD No.2 Cimanggis, Depok. Saya satu dari empat bersaudara. Saya memiliki dua orang kakak dan satu orang adik. Kakak saya sudah menikah yang pertama memiliki dua anak dan yang kedua memiliki tiga anak. Tahun 2004 bersekolah di SD Terpadu Tugu ibu yang lokasinya dekat dengan rumah. Saya masuk SD swasta karena pada saat itu saya tidak bisa membaca jadi sekolah negeri tidak mau menerima saya. Saya lulus dari SD dengan prestasi NEM tertinggi di SD tersebut yaitu 26,45 . Setelah lulus SD saya bersekolah di SMPN 147 jakarta. Suatu kebanggan tersendiri bagi saya karena SD berdomisili di depok bisa mendapatkan SMP yang berdomisili di Jakarta. Prestasi saya saat SMP yaitu NEM mata pelajaran IPA mendapatkan nilai 100 , dimana hanya saya satu-satunya siswa yang mendapatkan nilai sempurna di mata pelajaran tersebut di SMP saya.
Setelah lulus dari SMP saya
dianjurkan oleh ayah saya untuk masuk SMK, karena ayah saya mendapatkan
rekomendasi oleh temannya yaitu SMKN 26 Jakarta. Saat pertama kali surfey SMK
tersebut saya merasa sekolah tersebut benar2 bagus dari luarnya saja sudah
terlihat desain bangunan yang berbeda. Sejak saat itu saya merasa saya tidak
akan salah pilih masuk sekolah ini. Tetapi ada kendala bagi saya yaitu sekolah
tersebut sangat jauh yaitu di Rawamangun, hal tersebut membuat saya berfikir
dua kali untuk mendaftar di SMK tersebut, tetapi ayah saya meyakinkan saya dan
akhirnya saya pun setuju.
Saya mendaftar jurusan Tenkik Gambar Bangunan, saya mendaftar teknik tersebut karena saya diberitahu oleh ayah saya bahwa jika sudah lulus akan bekerja di perusahaan kontraktor awalnya saya tidak begitu mengerti apa itu kontraktor, seiring berjalannya waktu saya akhirnya paham. Awal saya masuk SMK suasananya begitu berbeda, teman-teman saya sangat rajin, hal tersebut sangat berbeda dengan SMP, hal tersebut memacu saya untuk lebih rajin lagi tetapi ada kendala yang sangat menyulitkan saya yaitu jarak sekolah yang jauh membuat saya lelah diperjalanan.
Seiring waktu saya terbiasa pulang pergi ke rawa mangun. Saat sekolah di smkn 26 awalnya saya cenderung menjadi pelajar yang biasa saja, tetapi lama kelamaan saya menyukai menggambar, awalnya saya merancang rumah tingkat lengkap dengan 3d design interior dan eksterior, prestasi saya disekolah hanya ranking 7 dan mendapat juara 1 design interior rumah diantara teman-teman yang lain. Setelah UN perwakilan perusahaan Wijaya Karya (WIKA) datang ke jurusan saya dan menyeleksi untuk melakukan magang selama 1 tahun di perusahaan tersebut, sayapun mengikuti seleksi tersebut dan sayapun lolos, saya mendapatkan posisi di divisi Wika Gedung.
Saya mendaftar jurusan Tenkik Gambar Bangunan, saya mendaftar teknik tersebut karena saya diberitahu oleh ayah saya bahwa jika sudah lulus akan bekerja di perusahaan kontraktor awalnya saya tidak begitu mengerti apa itu kontraktor, seiring berjalannya waktu saya akhirnya paham. Awal saya masuk SMK suasananya begitu berbeda, teman-teman saya sangat rajin, hal tersebut sangat berbeda dengan SMP, hal tersebut memacu saya untuk lebih rajin lagi tetapi ada kendala yang sangat menyulitkan saya yaitu jarak sekolah yang jauh membuat saya lelah diperjalanan.
Seiring waktu saya terbiasa pulang pergi ke rawa mangun. Saat sekolah di smkn 26 awalnya saya cenderung menjadi pelajar yang biasa saja, tetapi lama kelamaan saya menyukai menggambar, awalnya saya merancang rumah tingkat lengkap dengan 3d design interior dan eksterior, prestasi saya disekolah hanya ranking 7 dan mendapat juara 1 design interior rumah diantara teman-teman yang lain. Setelah UN perwakilan perusahaan Wijaya Karya (WIKA) datang ke jurusan saya dan menyeleksi untuk melakukan magang selama 1 tahun di perusahaan tersebut, sayapun mengikuti seleksi tersebut dan sayapun lolos, saya mendapatkan posisi di divisi Wika Gedung.
Awal
perjalanan saya magang yaitu pada tanggal 10 juni 2016, saya pertama kali masuk
kantor dengan menggunakan kemeja putih dan celana hitam, sayapun berbicara
dengan kepala bagian divisi Wika Gedung, dan sayapun mendapatkan tugas sebagai
QSA (Quantitiy surveyor Arsitek), saya diberitahu jika kakak kelas saya banyak
yang bekerja di divisi tersebut, dan sayapun berkenalan dengan karyawan di
divisi tersebut saya sangat terkejut karena 50% yang bekerja disana adalah
alumni SMKN 26 Jakarta. Pada awalnya saya diberi pekerjaan yang mudah, seiring
berjalannya waktu saya diberi tugas yang cukup berat dengan deadline yang
sempit, hal tersebut membuat saya harus lembur agar mencapai dealine, setiap
seminggu sekali saya lembur dan menginap di kantor, lembur terparah yang pernah
saya lakukan yaitu 3 hari 2 malam, selama 3hari 2 malam itu saya tidak pulang,
saya sudah membawa peralatan mandi dan pakaian untuk di kantor.
Pada
masa akhir magang saya dibujuk oleh kakak kelas saya untuk lanjut bekerja
sebagai karyawan di perusahaan tersebut karena menurut dia jika saya tidak
lanjut maka pekerjaan saya yang sebelumnya tidak ada yang membackup. Tapi saya
sangat menginginkan kuliah seperti sewajarnya anak muda, saya merasa jika saya
lanjut bekerja maka saya tidak memiliki masa muda, saya merasa waktu hanya
dihabiskan dikantor saja, memang cukup berat bagi saya meninggalkan pekerjaan
saya karena teman-teman di kantor sudah seperti keluarga kedua saya yang
mungkin tidak akan saya jumpai lagi. Dan pada tanggal 31 april merupakan hari
terakhir saya bekerja, saya pun pamit pada semua orang dikantor. Banyak sekali pembelajaran yang bisa saya ambil dari
magang tersebut mulai dari tanggung jawab, tepat waktu, saling menghargai, dan
teamwork. Terkadang saya merasa rindu akan teman kantor saya maupun suasana
didesak karena deadline.
Alasan
saya memilih Teknik Sipil Gunadarma karena pengalaman saya bekerja di PT.WIKA
kebanyakan yang di rekrut menjadi karyawan adalah lulusan teknik sipil yang
bekerja sebagai seorang engineer, tetapi kebanyakan yang direkrut adalah
mahasiswa dari perguruan tinggi negeri (PTN). Sayapun harus menuntut diri saya
sendiri agar bisa berprestasi. Memang tidak mudah bagi saya untuk bekerja di
WIKA, tetapi saya akan tetap berusaha karena pekerjaan struktur maupun
infrastruktur di Indonesia akan terus meningkat tiap tahunnya.
Wadaw kerad bor
BalasHapus